Oleh: Subandi Musbah
Direktur VISI NUSANTARA
KATA Sukarno, beri aku 1000 orang tua maka akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia. Sementara menurut Tan Malaka, idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.
Pemimpin esok lahir dari pergolakan hari ini. Kiprah pemuda yang akan menentukan bagaimana nasib suatu daerah dikemudian hari. Tolak ukurnya ada pada kaum muda. Jika ingin menilai bagaimana keadaan 15 tahun yang akan datang, lihat saja pemudanya.
Pemuda adalah suatu fase yang berada dalam siklus kehidupan manusia, di mana fase tersebut bisa kearah perkembangan atau perubahan. Demikian makna pemuda menurut Koencaraningrat.
Sementara Taufiq Abdillah mendefinisikan pemuda sebagai generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Kata kuncinya: perubahan.
Sedangkan generasi muda dalam pengertian umum adalah mereka yang berusia maksimal 35 tahun. Atau usia lain yang ditentukan menurut aturan yang berlaku. Generasi ini merupakan angkatan paling penting.
Begitu penting peran pemuda dalam hal pembangunan. Baik bangsa, daerah, maupun lingkungan sekitar. Banyak kalangan terdidik menulis peran penting kehadiran pemuda. Melalui opini, karya ilmiah, maupun tulisan lepas berupa buku.
Lebih jelas, terkait peran dan fungsi pemuda, beberapa tokoh angkat bicara, mulai Mohamad Yamin sampai Habib Husein Ja’fa Al Hadar.
Yamin, selaku tokoh pelopor lahirnya Sumpah Pemuda pernah bicara panjang lebar soal pemuda. Hal ini terangkum dalam buku Arus Sejarah. Perubahan radikal dilakukan oleh pemuda mendorong untuk bersatu demi kepentingan bangsa. Sementara Habib Ja’fa pernah mengatakan, pemuda harus membenci ketidakproduktifan dan mencintai produktifitas.
Begitu besar peran dan fungsi pemuda, sehingga setiap entitas tidak pernah luput dari kata yang satu ini: pemuda. Perannya begitu nyata dan dibutuhkan. Baik kini, esok, dan yang akan datang. Masing-masing saling berkaitan. Apa yang dilakukan kemarin akan mempengaruhi keadaan hari ini. Pun selanjutnya: Esok dipengaruhi aksi hari ini. Dalam segala hal.
Pemuda Dari Masa Ke Masa
Pemuda hidup dalam lingkaran waktu. Mereka tidak berdiri di ruang hampa. Setidaknya tiga tahap: dulu (past), sekarang (present), dan esok (future). Posisi seseorang hari ini pasti dipengaruhi oleh tingkah masa lalu.
Pun esok. Masa depan pasti diawali dengan kerja-kerja hari ini. Pemuda hebat tidak lahir dari kemalasan. Menjadi sukses bukan dengan aktivitas biasa-biasa saja. Mereka pasti melalui berbagai tantangan sekaligus rintangan.
Persoalan selanjutnya adalah, pemuda hebat di masa depan itu seperti apa? Tentu bukan mereka yang hari ini menanam benih biasa. Harus yang luar biasa. Orang-orang sukses, jika dilacak ternyata masa lalunya penuh darah dan air mata. Bukan senang-senang apalagi hura-hura. Begitupun dengan masa depan, para pengisinya bukan para pengekor. Melainkan pelopor.
Kepeloporan menjadi kata kunci untuk bagaimana kemudian keberhasilan akan diraih. Masa depan yang lebih baik hanya bisa dicapai jika hari ini para pemuda melakukan kerja-kerja kepeloporan dengan baik. Tentu terlebih dahulu membaca apa saja tantangan dan kebutuhan masa depan. Singkatnya: harus cerdas menganalisa peluang.
Pemuda harus pandai membaca tanda zaman. Kebutuhan masa depan. Jika masih menggunakan cara lama untuk menghasilkan sesuatu yang baru, maka dipastikan sulit tercapai. Sebaiknya menggunakan pendekatan baru untuk sesuatu yang lebih baik.
Pemuda hari ini sudah harus berpikir teknologi. Termasuk metaverse. Bukan berkutik di wilayah basi. Soal ternak lela, budidaya magot, dan pelatihan jamur misalnya, Itu sudah sangat tidak relevan. Terlalu basi. Semua orang sudah melakukannya.
Andai hari ini masih ada pemuda yang masih bergulat dengan kegiatan seperti tiga tersebut, tentu sulit menjadi hebat di masa depan. Alasannya jelas: dunia sudah sangat berubah, era teknologi membutuhkan keterampilan baru. Bukan semacam ternak jangkrik.
Arah KITA MUDA TANGERANG (KMT)?
KITA MUDA TANGERANG bisa menjadi wadah progresif. Atau sama seperti yang sudah lama menyapa Tangerang. Biasa saja, lahir, berjalan sebentar, dan mati lantaran tidak inovatif. Semoga saja tidak. Tentu harus disertai kerja-kerja kreatif para pengurusnya. Tidak sama seperti mereka yang pernah hadir dan lantas tenggelam.
Tentu, terlebih dahulu diawali dengan membaca apa saja kebutuhan dunia masa depan. Setidaknya 5 sampai 10 tahun yang akan datang. Analisa dengan seksama dan serius. Gunakan pisau analisa SWOT. Setelah itu ambil satu isu untuk terus didalami. Dunia digital misalnya. Termasuk turunnya. KITA MUDA TANGERANG menjadi bagian dari pelopor digitalisasi di Kabupaten Tangerang. Sekadar saran. Atau katakanlah pematik.
Kehadiran KITA MUDA TANGERANG pertama-tama akan dicurigai. Mungkin saja dicibir. Sebagaimana organisasi yang baru muncul. Menjadi bernilai ketika berjalan dengan kreativitas dan inovasi. Tidak melulu mengandalkan belaskasihan kekuasan. Meskipun sesekali tidak apa. Harus ada kalimat tak sama yang kemudian menjadi nafas pembeda. Dengan yang sudah ada.
Saya berharap keberadaan KITA MUDA TANGERANG dapat mengisi kekosongan action yang masih besar ruangnya. Bukan malah masuk kamar sumpek, tak jelas, dan kerjanya itu-itu saja. Banyak kemunculan organisasi oleh lantaran sebatas ingin dekat kekuasaan. Padahal itu sangat tidak langgeng.
Semoga KITA MUDA TABGERANG tidak demikian. Menjadi besar dan hadir mewarnai Tangerang. Mencetak banyak orang hebat untuk selanjutnya menjadi pemimpin Tangerang. Semua lini: budaya; politik; sosial; olahraga; ekonomi; hukum; dan pemerintahan.
Kalau ternyata sama saja, tinggal kita tunggu kebangkrutannya. Pasti tidak lama, 5 tahun juga akan tenggelam. Seperti saudara tuanya: organisasi kepemudaan atau kemahasiswaan yang kerjanya hanya menjilat pemerintah. Mereka sekarang hidup segan mau tidak mau.