Oleh: Subandi Musbah
Direktur VISI NUSANTARA
SORE tadi bertemu para “jawara” Tangerang. Ketua organisasi; Pimpinan OKP; Pensiunan KNPI; Juga beberapa sahabat lama. Termasuk kader organisasi kemahasiswaan. Dari berbagai latar belakang.
Saya yakin 10 atau 15 tahun yang akan datang, pemimpin Tangerang adalah mereka yang hari ini terus bergeliat mencari makna. Baik yang tergabung dalam induk besar bernama KNPI maupun organisasi lain yang berada di jalur mandiri. Dalam arti tidak masuk komite.
Jauh dari itu, pemimpin esok bisa dilihat dari eksistensi pemuda saat ini. Tergantung bagaimana fenomena dialektika kaum mudanya. Parameternya jelas, lihat tingkah mereka sekarang. Itu sudah relatif cukup untuk membaca kepemimpinan selanjutnya.
Oleh karenanya, imam besar para pemuda harus bisa membawa ke arah yang lebih baik. Visioner. Tentu juga harus diimbangi kemampuan membaca tanda-tanda zaman. Apa yang dibutuhkan esok?
KNPI memang bukan the only one. Namun mereka adalah fakta paling nyata, bagaimana regenerasi kepemimpinan berlanjut. Di semua sektor. Ia harus menjadi kawah candradimuka. Semacam labolatorium kepemimpinan.
Karena peran dan fungsinya sangat besar dan dinanti, sejatinya output dari gerakan Komite Nasional Pemuda Indonesia harus sangat beda. Giatnya jangan begitu-begitu saja. Tidak boleh hanya mengandalkan hibah. Perlu inovatif.
Tinggal kita lihat, apa dan bagaimana sepak terjangnya, kalau biasa, tidak istimewa, jangan harap lahir pemimipin masa depan visioner. Ini adalah kesempatan besar juga pintu masuk jurang.
Kita berharap pemuda yang tergabung dalam KNPI lebih aktraktif. Menampilkan terobosan. Agar publik mengujinya. Layakkah mereka naik kelas? Atau sekadar nyari sensasi, popularitas semu, dan jaringan sesaat?
KNPI memang wadah besar dengan resiko tidak kecil. Dalam konsepsi piramida, mereka yang handal saja yang bakal naik kelas menuju kerucut paling atas. Semoga dari KNPI lahir pemimpin baru yang mencerahkan. Atau mati terkubur dalam-dalam. Hilang ditelan bumi.
Sekali lagi, KNPI memang bukan satu-satunya, ada banyak wadah sebagai tempat berlatih. Untuk melahirkan para leader. Tinggal tergantung kita: sekadar senang bincang di ruang tamu atau berusaha masuk ke dapur atau kamar?
Esok terbentang luas untuk menapaki tangga demi tangga. Membawa gerbong besar sebagian pemuda Tangerang. Menuju proses berkelanjutan. Bisakah KNPI melaluinya? Atau hanya tempat bertemu para pemuda seraya cekakak-cekikik sambil ngabisin uang negara.
Ini kesempatan besar bung. Laluilah dengan serius. Agar Tangerang tidak kekurangan stok orang hebat. Mari belajar dari ramadan, sabar menahan diri untuk esok yang lebih baik. Bukan sebaliknya: mentang-mentang sedang ber-KNPI, hura-hura dan aji mumpung.
Dan, satu lagi, ada banyak cara dan wadah menuju kerucut tertinggi piramida. Bukan hanya KNPI. Itu artinya, jika tidak menarik, lambat atau cepat akan ditinggalkan. Semoga KNPI sadar itu semua.
Ingat pesan bang Muhlis: jadilah progresif revolusioner. Juga tausiah saya: jangan sesekali menjadi pragmatis revolusioner. Tengah-tengah saja. Cukup: kuk. Semua akan indah pada waktunya.
Terakhir, jangan lupa, tetap fokus dan kosisten. Jangan terlalu banyak jas organisasi. Maksimal 3 saja. Jika ingin menjadi pemimpin hebat. Atau teruskan mengkoleksi, sampai pada akhirnya: mampus kau dikoyak sepi.
Percayalah, orang yang ada di mana-mana itu sulit berkembang lantaran tidak fokus. Mereka yang terlalu banyak organisasi akan sangat kesulitan berkarya. Tidak bisa mendalami. Bahkan jauh dari itu, dosanya tersebar di banyak tempat.
Orang-orang hebat lahir dari konsistensi. Tidak banyak tempat. Cukup satu atau dua tapi optimal. Terus mengasah kemampuan. Melahirkan produk. Bukan setiap pekan gati seragam. Sekadar ikut sini ikut sana. Rapat ini rapat anu. Banyak organisasi nihil aksi.